• AddressJl. Ki Hajar Dewantara No. 116 Iringmulyo
  • Email
  • Contact(0725) 42445-42

IHSG ANJLOK 9,19% USAI LIBUR IDUL FITRI, BEI HENTIKAN PERDAGANGAN SEMENTARA

Surabaya, 11 April 2025 – Pasar modal Indonesia kembali diguncang gejolak tajam. Pada pembukaan perdagangan setelah libur panjang Idul Fitri, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) anjlok 9,19% ke level 5.912,06, memaksa Bursa Efek Indonesia (BEI) memberlakukan trading halt selama 30 menit. Langkah ini diambil untuk menenangkan kepanikan investor.

Ini merupakan kali kedua dalam kurang dari sebulan BEI menghentikan sementara perdagangan akibat IHSG terjun bebas, setelah sebelumnya terjadi pada 18 Maret 2025.

 

Dampak Tarif Impor AS

Pemicu utama kejatuhan IHSG adalah kebijakan tarif impor baru yang diumumkan Presiden Amerika Serikat Donald Trump, yang menetapkan bea masuk sebesar 32% untuk barang dari Indonesia. Keputusan tersebut menimbulkan kekhawatiran akan perang dagang global dan potensi resesi ekonomi, yang segera berimbas pada pasar keuangan Tanah Air.

Selain pasar saham, rupiah turut tertekan, melemah hingga Rp16.850 per dolar AS, level terendah sejak krisis moneter Asia 1997-1998.

 

Respons BEI

Untuk menjaga stabilitas pasar, BEI melakukan penyesuaian aturan perdagangan. Batas auto rejection bawah diturunkan dari 20-35% menjadi 15%, sementara ambang batas trading halt IHSG dinaikkan dari 5% menjadi 8%.

Meski begitu, sejumlah analis menilai langkah ini hanya bersifat jangka pendek. Menurut mereka, diperlukan strategi komprehensif dari pemerintah agar stabilitas ekonomi tetap terjaga di tengah guncangan global.

 

Dampak Luas ke Ekonomi

Gejolak pasar ini tak hanya memukul investor besar, tetapi juga investor ritel dan sektor riil. Penurunan IHSG memperlihatkan tingginya ketidakpastian yang dapat memengaruhi keputusan investasi maupun konsumsi masyarakat.

Sektor berbasis ekspor, seperti manufaktur dan pertanian, disebut paling rentan menghadapi kebijakan tarif baru dari AS. Kondisi ini menuntut respons cepat dari pemerintah agar kepercayaan pasar tetap terjaga dan dampak negatifnya tidak semakin meluas.

 

Sensitivitas Pasar

Kejadian ini menjadi pengingat bahwa pasar keuangan domestik sangat sensitif terhadap dinamika global dan kebijakan negara mitra dagang utama. Ke depan, koordinasi erat antara otoritas moneter, fiskal, dan pelaku pasar menjadi kunci untuk memperkuat ketahanan pasar modal Indonesia sekaligus menjaga pertumbuhan ekonomi berkelanjutan.

Sources: https://ekonomi.feb.unesa.ac.id/post/ihsg-terjun-bebas-di-april-2025-dua-kali-trading-halt-pasar-modal-indonesia-diuji-ketahanan